konsultan pr jakarta - " Indonesia adalah Negara terkorup nomor dua di Asia Tenggara ", menurut PERC/Political and Economics Risk Consultancy, Ltd, Hong Kong, (diambil dari presentasi KPK). Ketika surat berita berisi info ini, maka pesan di terima oleh pembaca yang lalu membuat, dan memaknai hingga terjadi persepsi. Persepsi yang diperkuat oleh info eksternal juga akan hasilkan citra (image). Pencitraan jelek oleh pembaca ditambah oleh pencitraan dari orang-orang (orang-orang umum, profesi dan industri) juga akan berakumulasi jadi citra Indonesia yang jelek. Reputasi adalah label yang didapatkan pada organisasi dan pemimpin organisasi, ketika penilaian dengan mental dalam benak khalayak dilakukan. Public Relations memiliki peranan utama dalam penciptaan citra yang baik untuk organisasi.
Sistem Pencitraan
Sistem komunikasi adalah penyampaian isi pernyataan (pesan) dari komunikator pada komunikannya melalui saluran info (Hoeta Soehoet, 2003). Pesan yang di sampaikan tidak dan merta di terima oleh khalayak/komunikan. Ada rangkaian sistem, dari mulai diterimanya pesan oleh mata, apabila pesan visual, dibuat dengan membandingkannya dengan opini penerima pesan dan opini umum, baru lalu dimaknai dan jadi persepsi. Pesan dapat di sampaikan dengan visual, verbal, dan perilaku (Fomburn, 1996, Dowling, 2002, schifman & Kanuk, 2004). Pesan visual, pada organisasi, biasanya diperkenalkan melalui logo organisasi. Logo organisasi ini harus dapat dengan mandiri mengemukakan visi misi organisasi. Untuk menguatkan pesan, logo dapat dibarengi dengan pesan verbal yakni dengan memberikan slogan/credo. Tingkah laku, adalah unsure pembentuk persepsi yang paling efisien ; dapat membuat persepsi yang baik, ataupun persepsi yang jelek. Unsur tingkah laku ini lebih susah dikelola karena menyangkut tingkah laku semua anggota organisasi, tidak cuma pimpinan organisasi saja. Persepsi yang dibuat dalam benak khalayak juga akan jadi deskripsi/citra tentang organisasi itu yang menempel pada benak khalayak.
Sistem Pengelolaan Citra
Citra harus dikelola dengan baik. Dihubungkan dengan pembagian pekerjaan dalam organisasi, Public Relations adalah komponen organisasi yang melakukan pengelolaan citra dengan systematis. Tetapi, mengingat sistem pembentukan persepsi, terutama pada komponen perilaku, setiap anggota organisasi dapat memberi pesan pada khalayaknya melalui tingkah laku yang dipertunjukkan, maka setiap anggota organisasi adalah PR officer (PRO). Pekerjaan PRO adalah melakukan usaha dalam mengemukakan isi pernyataan pada khalayak sasarannya agar internal dan eksternal umum minimum tidak merugikan dan maksimum anggota keuntungan dengan terus-menerus pada organisasi (Hoeta Soehoet, 2003). Dengan pojok pandang terpusat pada usaha pembentukan opini umum yang baik dan pelajari pada usaha itu untuk perubahan organisasi, Cutlip & Center (dalam Gruning 1998, 2003) menyebutkan
peranan PRO adalah jadi agen pembentuk opini umum. PRSA (Public Relations Society of America) mendeskripsikan pekerjaan PRO jadi agen yang menghubungkan organisasi dengan publiknya. Berdasar pada pengertian pekerjaan PR, komponen utama yang perlu dibuat oleh pada PRO adalah citra organisasi. Citra organisasi dibuat dari elemen visual, verbal dan tingkah laku sebagai cerminan aktualisasi dari visi pemimpin organisasi yang terintegrasi dengan misi dan gagasan strategik organisasi (Howard, 1998). Citra organisasi juga adalah cerminan jati diri organisasi yang juga akan membuat nama baik organisasi (Fomburn, 1996). Dari beberapa pakar komunikasi tersebut di atas, jelaslah kalau citra harus dikelola melalui dialog dan hubungan baik dengan khalayak organisasi. Visi, misi organisasi yang juga akan jadi arah berjalannya organisasi perlu di buat dengan cermat. Mengingat pembentukan visi misi adalah hal yang sangat strategis, diperlukan pemimpin yang jujur, bertanggungjawab dan visioner. Dalam menanggapi suatu issue perlu di perhatikan ada tiga komponen yang sama-sama berhubungan dan memiliki kebutuhan semasing, yakni pemerintah, khalayak dan mass media. Hubungan oleh ke-3 komponen perlu memperoleh perhatian khusus untuk PRO. Pengelolaan citra juga di pengaruhi oleh budaya organisasi, yakni sistem nilai/alur tingkah laku kolektif beberapa kumpulan orang yang sama-sama memengaruhi melalui komunikasi. Dalam budaya organisasi yang kuat prinsip, nilai yang sama sudah terinternalisasi dengan rata hingga semua anggota organisasi memiliki sikap terpadu dalam hadapi tantangan organisasi. Pada organisasi dengan budaya organisasi yang lemah, anggota juga akan memercayakan kepribadian juga akan hasilkan tingkah laku yang berlainan. Pengelolaan citra dari tingkah laku anggota organisasi berikut yang paling susah dilakukan.
Hubungan Dengan Reputasi
Reputasi (nama baik) organisasi adalah penilaian atas semua citra organisasi yang ada pada benak khalayak. Pada pengambilan ketentuan khalayak, maka reputasimenjadi komponen yang dinilai. Kepemimpinan organisasi, usaha yang sudah dilakukan, filosofi perusahaan juga akan mencerminkan credibility organisasi yang juga akan memberi rasa yakin pada khalayak organisasi itu.
Kiat PR Untuk Membuat Citra
Beragam program kerja dapat dilakukan olah PRO untuk membuat citra positif organisasi yakni dengan publikasi, membuat aktivitas, berita, perlibatan khalayak, lobbies dan perlibatan orang-orang sosial. Service info adalah bagian dari kiat utama PRO.
Pentingnya PR Audit
Agar bisa buat kiat yang baik, diperlukan keterbukaan organisasi agar melakukan audit baik internal dan eksternal organisasi untuk menghasil citra organisasi yang positif yang lalu juga akan mambangun reputasi organisasi yang baik.
Lihat juga :
konsultan public relations
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Peran Humas Dalam Pencitraan Organisasi"
Posting Komentar